Baru-baru ini saya menambahkan sebuah momen ke dalam
"milestone" kehidupan saya. Momen yang bagi saya sangat kontradiktif
dengan momen-momen sebelumnya dalam "milestone" tersebut. Momen yang
membuat grafik milestone saya, yang sebelumnya cenderung stabil (hanya ada
sedikit dinamika yang tidak mencolok) menjadi seperti grafik harga saham yang
naik turun dan fluktuatif.
...
Hmm...
Momen apa sih?
...
O y, sebelumnya, bagi kalian yang sengaja atau tidak sengaja
membaca tulisan ini, mungkin akan menganggap saya terlalu banyak memakai
metafora-metafora, atau lebih parahnya, kalian menganggap saya penganut
"vickinisasi"?
Aduh..,
Jangan pakai anggapan yang kedua dong...
Hehe..
...
Jadi sebenarnya, awal dari momen yang saya tuliskan di
milestone tersebut adalah ketika saya mengikuti ujian tugas akhir (skripsi) dan
pendadaran atau ujian kompre. Di kampus saya, khususnya jurusan akuntansi,
tempat studi saya selama ini, ada rumor (yang saat ini saya sadari telah
menjadi suatu fakta) yang mengatakan bahwa dari 10 mahasiswa yang ujian tugas
akhir, 7 diantaranya biasanya tidak lulus ujian kompre dan harus mengulang
bulan berikutnya. Bagi saya pada saat itu, rumor tersebut hanya mitos, meskipun
memang ada beberapa teman yang harus mengulang ujian kompre untuk ke sekian
kalinya. Meskipun begitu entah mengapa saya tidak pernah ambil pusing dengan
hal semacam itu. Entah saya yang terlalu optimis, atau terlalu percaya diri,
bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi pada saya.
...
Singkat cerita, pada akhirnya saya telah dijadwalkan untuk
mengikuti sidang skripsi dan ujian kompre. Pada waktu itu 23 Desember 2013.
Melihat daftar nama penguji saya pada saat itu, sempat terbersit keraguan dan
rasa cemas karena saya kebagian tim penguji yang isinya dosen "top
class", "well ranked" dan memakai istilah saya sendiri ;
"silent killer". Silent Killer; seolah tenang, ramah, tetapi..
"jleb"!
They will stab you suddenly at the end. (maaf ya, Bapak dan
Ibu penguji..mungkin istilahnya terlalu berlebihan, tetapi istilah "Top
Class" dan "Well Ranked" itu bukan sinisme dari saya, kok. I
Swear ^^v).
...
Tidak ada suasana tegang, perdebatan panas, bullying, tekan
menekan mental, wajah-wajah judes, apalagi acara banting skripsi (karena
mungkin topiknya pasaran) di ruangan itu.
Everyone seems in a goodmood, creating a nice atmosphere.
Beliau beliau yang semuanya dosen muda, duduk berhadapan
dengan saya. Pertanyaan demi pertanyaan, yang diselingi intermezzo mengalir dan
saya jawab sebisa mungkin. Saya merasa lancar menjawab pertanyaan pertanyaan
itu (meskipun mungkin pada saat itu saya tidak tepat dalam memberikan contoh
aplikatif teori yang ditanyakan dalam ujian kompre). Dan saya yakin saya akan
langsung lulus saat itu juga.
...
Sampai tiba saatnya untuk skorsing. Saya diminta keluar dan
menunggu keputusan dari tim penguji. Agak takut juga sih. Tetapi waktu itu saya
mencoba untuk tenang dan optimis.
Dan ketika saya dipanggil lagi untuk masuk ke ruang ujian,..
Masih dengan wajah ramah dan penuh senyum, mereka
mengumumkan bahwa...
Saya lulus untuk skripsi, tetapi harus mengulang untuk
kompre.
"Selamat ya, setidaknya skripsimu lulus" kata
salah satu penguji, sambil tersenyum dan menjabat tangan saya. Sementara saya
tidak bisa berkata apa apa. Speechless dan gamang. Saya hanya bisa menjawab
lirih;
"I..Iya Pak..terimakasih" (sampai-sampai mungkin
si Bapak tidak bisa mendengarnya).
...
Saya pun keluar dengan membawa berita acara kelulusan yang
kosong. Well, I've been suddenly stabbed. And then I realize that it wasn't a
myth anymore...
Sebenarnya tidak terlalu sedih juga, karena pada hari itu,
dari 16 orang yang ujian, hanya 4 atau 5 saja yang langsung lulus.
...
Still, it was so disappointed.
...
Itulah yang terjadi.
Saya tidak akan membahas mengenai mengapa di jurusan saya
ada hal semacam itu, entah itu konspirasi atau budaya yang sengaja dibuat untuk
menciptakan suatu image tertentu di jurusan saya. Itu urusan mereka
(Yaah..meskipun sebenarnya ingin juga sih membahas itu :p).
..
Kecewa berat? Pasti.
Beberapa hari itu pikiran saya galau dan gamang.
Meskipun orangtua saya
santai santai saja dan bisa menerima, tetapi entah mengapa saya sendiri
yang tidak bisa menerima kenyataan. Selama ini saya tidak pernah mengalami
suatu kegagalan yang berarti, walaupun belum juga ada pencapaian atau keberhasilan
yang berarti. Sepanjang catatan dalam milestone saya yang cenderung datar dan
stabil, tiba tiba ada fluktuasi. Fluktuasinya tidak begitu menggembirakan.
Rasanya lebih mengecewakan daripada perasaan yang bertepuk sebelah tangan..
(eh, kok jadi mellow begini sih? -_-).
...
Selama hari hari galau itu juga, saya banyak menerima
nasehat nasehat dan masukan dari orangtua yang tujuannya sebenarnya untuk
menghibur saya. Dan dari sana juga saya merenung, memetik hikmah dari kejadian
ini.
...
Hidup ini tidak selamanya berjalan mulus dan datar datar
saja. Suatu saat perubahan itu mutlak, entah itu perubahan yang memang kita
buat sendiri, atau perubahan yang terjadi dengan sendirinya, di kala kita
mengharapkan segala sesuatu untuk tetap sama. Ketika selama ini kita merasa
hidup kita berjalan mulus mulus saja, tetapi suatu saat kita mengalami suatu
kejadian yang mengecewakan, seperti kehilangan atau kegagalan, itu berarti
Tuhan sedang mengajari kita, bagaimana menghadapi ujian-ujian hidup di masa
yang akan datang, yang mungkin akan lebih berat daripada yang kita alami
sekarang. Bukankah ujian itu bertahap sesuai tingkatan kita, dan Tuhan tidak
akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan kita.
...
Terkadang Tuhan "memaksa" kita untuk keluar dari
zona nyaman yang kita diami selama ini untuk membuat kita lebih kuat nantinya.
Sepanjang Milestone saya yang datar dan stabil selama ini
adalah zona nyaman selama ini. Kemudian ada saat dimana saya mengalami
kegagalan dan itu adalah saat di mana Tuhan mengeluarkan saya dari comfort zone
tersebut.
Dan lagi,
Kekecewaan merupakan interval antara harapan dan kenyataan.
Semakin tinggi harapan, ketika harapan itu tidak terwujud (kenyataan) maka kita
akan "sakit" karena terjatuh dari "tempat tinggi". Awalnya,
saya memang terlalu berharap lebih bahwa saya akan langsung lulus, dan mungkin
tanpa saya sadari pada saat itu saya telah sombong.
...
Apa yang saya tulis di sini, tidak bermaksud untuk
menyinggung salah satu pihak. Dan saya tidak peduli apabila ada yang menganggap
tulisan saya terlalu berlebihan. Saya hanya ingin berbagi pengalaman kepada
kalian yang mungkin tengah mengalami kekecewaan serupa. Dan saya berharap,
tulisan ini akan sedikit menghibur kalian :)
...
Setiap kekecewaan yang terjadi pada kita adalah rahmat yang
tersembunyi ; Blessing in Disguise.
So, reveal the disguised one, and find the blessing :)
...
Jember, akhir Desember 2013