Membaca judul entry kali ini mengingatkan saya dengan judul
film layar lebar bergenre komedi yang berjudul serupa (tapi tak sama,
pastinya). Tidak perlu saya sebutkan judulnya pasti sudah tahu lah ya...,
apalagi theme song nya pernah booming banget ;p
...
Jadi ini cerita soal apa?
Sekuel film itu kah?
Ehmm..
Bukan. Ini semacam sebuah refleksi diri. Berawal dari
sesuatu yang sepele, tetapi ternyata mampu menyadarkan saya tentang sesuatu
yang bisa dibilang "esensial" dari seorang perempuan :).
...
Berawal di suatu siang yang hujan, cuaca mengundang malas,
didukung dengan status saya yang pengangguran (tidak) banyak acara maka
lengkaplah sudah... (ngg..entahlah..apanya yang "lengkap" .__.a).
Yang jelas saat itu saya tengah dilanda kebosanan, dan pada akhirnya menjadikan
tv sebagai pelarian (meskipun acara acara tv terkadang malah dapat memperparah
rasa bosanmu itu).
...
Setelah gonta ganti channel , mulai dari berita siang,
infotainment yang isinya cuma gosip, sinetron cengeng, film film dokumenter di
natgeo, dan sebagainya, pada akhirnya saya berhenti pada suatu channel yang
entah mengapa acaranya pada saat itu membuat saya tertarik dan penasaran.
Acara apa?
Sinetroonnn! Lebih tepatnya semacam FTV tapi ceritanya
sinetron banget! jujur, saya orang yang sinis dengan sinetron sinetron di negeri
ini. Alasannya? Tau sendirilah.. (kecuali anda penggemar sinetron). Entah
mengapa. Mungkin karena dari kecil saya juga tidak pernah melihat sinetron dan
ibu saya sendiri juga tidak suka nonton sinetron.
...
Ceritanya klise, seputar masalah percintaan tokoh utama yang
diintervensi oleh keluarganya dengan alur dan ending yang sangat mudah di
tebak! (pernah ada nggak sih, sinetron negeri ini yang plot nya rumit dan
endingnya twist? Sepertinya tidak ;p).
Tapi entah mengapa, saya jadi terbawa dalam alur ceritanya.
Mendadak jadi geregetan dengan tokoh antagonisnya, merasa iba dengan tokoh
protagonisnya, dan tiba tiba excited dengan scene scene percintaan (yang
sebenarnya picisan) antara tokoh utama dan lawan mainnya.
Membuat saya merasa jadi emak-emak yang suka liat sinetron
=__="
...
Hmmm..
mungkin saya sudah kemakan omongan sendiri kali yah ;p
...
terlepas dari apakah saya kemakan omongan atau tidak, hal
ini membuat saya jadi sedikit "tersentil". Memang begitulah perempuan. Pada hakikatnya perempuan memang terlahir
sebagai mahkluk yang lebih banyak menggunakan perasaannya, dan lebih emosional.
Sekalipun seorang perempuan itu cuek, tomboy, ataupun perempuan yang dibilang
sebagai perempuan "kuat" bahkan mereka yang mendeklarasikan dirinya
sebagai seorang "independent woman" sekalipun tidak bisa menghindar
dari hakikat yang satu ini. Bahwa mereka terlahir sebagai mahkluk yang
"halus" (tolong jangan berpikiran tentang mahkluk halus yang gaib
apalagi "halus halus" lainnya ;3 ).
Bahwa suatu saat mereka juga akan kembali pada kodratnya
sebagai seorang perempuan, salah satunya ya menjadi "emak-emak" yang
tadi,
atau setidaknya akan ada satu saat, sekali dalam kehidupan
mereka, akan muncul keinginan itu. Keinginan yang bisa dibilang "keinginan
sejati" seorang perempuan.
Yah..
kecuali takdir berkata lain :).
...
Saya tidak bisa berbicara banyak tentang "bagaimana itu
perempuan" dari kacamata psikologis apalagi filosofis. Saya sendiri bukan
orang yang punya kapasitas di bidang itu, ini hanya sekedar opini pribadi yang
saya bagikan, sebuah pemikiran (yang mungkin) absurd , terinspirasi dari hari
hari menganggur saya ;).
ps : semoga tulisan ini tidak mengundang protes dari
feminis-feminis di luar sana :)